Sering kita membaca atau bahkan kita mengupdate status:
Alhmdulillah, sudah waktunya berbuka puasa sunnah Akhirnya selesai juga tarawihnya. Jum’atan dulu ah. Senangnya berbagi dengan anak-anak yatim, Waktunya thowaf mengelilingi ka’bah, Alhmdulillah, bisa shalat di masjin Nabawi..
Dan status yang miri-mirip
Sekilas memang tidak ada masalah dengan status-status tersebut. Namun apabila kita merenung lebih dalam, status-status tersebut berpotensi terjerumus pada prilaku riya’ yang akan menghapus pahala amal-amal tersebut.
Bisa jadi foto atau status yang kita update di jejaring sosial sebagai pintu masuk syetan menjerumuskan kita pada dosa yang tersembunyi/samar, yaitu penyakit hati yang menghapus pahala amal kita, yang lazim disebut dengan riya’.
Ma’asyirol muslimin, jamaah jumah yang berbahagia
Sebenarnya kita tidak dilarang atau diperbolehkan update status ibadah dengan niat: