Sebaliknya, jika perbuatan yang muncul adalah perbuatan tercela, dinamakan dengan akhlak tercela.
Akhlak selalu berkaitan dengan perilaku yang melekat sebagai kebiasaan pada diri seseorang. Jika seseorang melakukan sesuatu di luar kebiasaannya, maka itu bukan perangai dan sikapnya.
Sebagai contoh, orang yang terbiasa bersikap kaku dan tidak ramah memberikan senyuman/sapaan—ini jelas bukan karena dia santun, melainkan karena kepentingan dan modus yang menuntut dia bersikap ramah.
Walaupun demikian, akhlak dapat diubah dan diperbaiki, karena jiwa manusia diciptakan sempurna atau dalam proses menjadi sempurna.
Hijrah dilakukan dengan pendidikan dan pembinaan pada sikap dan perilaku positif. Pembiasaan dilakukan dengan metode berbalik.
Seperti sifat kaku diubah dengan sikap ramah, ujaran kebencian diubah dengan ujaran kebaikan, sikap keras diubah dengan sikap luwes dan moderat, dan sikap intoleran diubah dengan sikap saling menghormati dan menghargai.