Sementara bila hati kita justru susah dan merasa tersaingi olehnya, maka hakikatnya kita adalah orang yang pamer atau riya’ karena merasa tersaingi.
Dalam kondisi seperti ini, bila hati kita justru berbisik, bahwa kamu merasa tersaingi karena khawatir kehilangan kesempatan mendapatkan pahala amal kebaikan, maka hendaknya perasaan seperti ini di lawan dengan ucapan:
إِنِّي مُعْتَمِدٌ عَلَى فَضْلِ اللهِ لَا عَلَى الْأَعْمَالِ. فَإِنْ دَخَلْتُ الْجَنَّةَ، فَإنما هو برحمة الله تعالى لا بعملي
Artinya, “Sungguh aku mengandalkan anugerah Allah, bukan amal kebaikan yang aku lakukan. Bila nanti masuk surga, maka itu murni karena rahmat Allah Ta’ala, hanya karena kasih sayang-Nya. Bukan karena amal kebaikan yang aku lakukan.”
Demikian sebagaimana di jelaskan oleh Syekh Ali al-Khawash sufi agung asal Mesir dalam kitab Lawaqihul Anwar halaman 17-18.