Artinya: ”Aku berpesan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah,
mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang budak Habasyi.
Dan sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak.
Maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk.
Gigitlah sunnah tersebut dengan gigi geraham kalian, dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah sesat.” (HR. Tirmidzi dan dia berkata bahwa hadits ini hasan shahih)
Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah swt.
Terlihat jelas situasi dalam hadits ini Rasulullah sedang memberikan pedoman teknis bagaimana menghadapi tahun-tahun politik yang penuh dengan perselisihan (ikhtilafan katsira).
Perselisihan itu membuat kita menjadi sulit membedakan kebaikan dan keburukan serta kebenaran dan kesalahan. Itulah zaman fitnah, penuh dengan ujian dan cobaan berat.