Jawabannya tentu saja kita harus belajar kepada orang yang sudah memiliki kemampuan di bidangnya, yaitu para ulama.
Kita haruslah belajar kepada para ulama yang jelas silsilah keilmuannya, jelas telah teruji kealimannya.
Kita tidak bias belajar Islam langsung dari Al-Qur’an dan Hadits. Perlu berbagai macam disiplin ilmu untuk memahami maksud dari Al-Qur’an dan hadits. Hal ini sudah ditegaskan oleh Allah dalam QS An-Nahlayat 43:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“…Bertanyalah kepada ahli zikir (ulama) jika kamu tidak mengetahui,” (An Nahl :43)
Namun, di era sekarang ini kita haruslah berhati-hati dalam belajar agama dan memilih ulama untuk dijadikan pegangan serta panutan dalam melaksanakan ibadah.
Sekarang banyak sekali bermunculan “ulama instan” yang pintar dalam berbicara namun minim ilmu agamanya.
Mereka ini mengedepankan popularitas dari pada kualitas keilmuannya. Dengan dukungan media dan acara di televisi, banyak sekali saat ini para artis yang tiba-tiba menjadi dai dan cepat dikenal oleh masyarakat melalui acara-acara agamis.