Kalau kita tidak memercayai ulama, lalu kepada siapa kita percaya? Kalau kepercayaan kita telah menghilang dari ulama, lalu kepada siapa kita mengembalikan semua problem hidup kita dan mencari rujukan hukum-hukum syariat Islam?
Oleh karena itu kita haruslah ingat dan menyadari bahwa wafatnya ulama adalah merupakan bencana bagi alam semesta.
Mereka ada seperti cahaya yang menghilangkan kegelapan, dan ketika cahaya telah padam maka kondisinya akan kembali gelap.
Dan seiring berjalannya waktu, cahaya akan benar-benar redup, hingga kehidupan akan menjadi gelap dari ilmu. Hal ini telah disabdakan oleh Rasulullah Saw.
مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيبَةٌ لا تُجْبَرُ ، وَثُلْمَةٌ لا تُسَدُّ , وَنَجْمٌ طُمِسَ ، مَوْتُ قَبِيلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ
“Meninggalnya ulama adalah musibah yang taktergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bias ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah dari pada meninggalnya satu orang ulama.” (HR. Thabrani).