Pendapat yang telah dikemukakan di atas juga dikonfirmasi oleh ulama terkemuka asal Damaskus Suriah, Syekh Dr. M. Said Ramadhan Al-Buthi (wafat 2013 M) dalam kompilasi fatwanya saat ditanya perihal hukum merayakan hari ulang tahun, beliau lantas menjawabnya dengan tegas dan lugas:
الْسُؤَالُ : هَلْ الْإِحْتِفَالُ بِأَعْيَادِ الْمِيْلاَدِ حَلاَلٌ أَمْ حَرَامٌ بِالْنِّسْبَةِ لِلْصِّغَارِ ؟ الْجَوَابُ : لاَ أَحَبُّ أَنْ تَشِيْعَ فِيْ الْبَيْتِ الْمُسْلِمِ عَادَاتٌ غَرْبِيَّةٌ لاَ إِسْلاَمِيَّةٌ إِذْ إِنَّ لَهَا عَلَى الْمَدَى الْبَعِيْدِ آثَارٌ ضَارَّةٌ مَعْرُوْفَةٌ
Artinya, “Pertanyaan: Apakah merayakan ulang tahun diperbolehkan atau dilarang bagi anak-anak? Jawaban: Aku tidak menyukai kebiasaan Barat yang tidak islami menyebar di rumah-rumah muslim, sebab dalam hal itu terdapat dampak yang membahayakan yang telah diketahui.” (Said Ramadhan Al-Buthi, Ma’an Nas Masyurat Wa Fatawa, [Beirut: Darul -Fikr], juz II, halaman 223).