Rusini, penjaga warung di kawasan itu, mendadak berteriak keras. Persis ketika kedua matanya melihat kepulan asap tebal, keluar dari rumah Suwarsin.
Spontan, dia berteriak keras. Teriakan mengundang perhatian warga. Sugeng, tetangganya mendengar teriakan, langsung menoleh.
Ia pun ikut berteriak kencang sembari mengajak warga untuk memadamkan kobaran api.
Namun ganasnya si jago merah, membuat warga tidak mampu menguasainya. Dalam sekejap saja, api menjilat rumah Ahyar, rumah yang berdampingan dengan rumah Suwarsin.
Api juga menjamah ke belakangan rumah yang berhadapan dengan rumah Niswani, dan rumah Ranah di sebelah kanan rumah Suwarsin.
Hanya hitungan menit, empat rumah berkobar mengerikan. Warga terus berupaya memadamkan, namun lidah api terus menjamah barang yang mudah terbakar.
Alhasil, selain bangunan rumah, harta benda di dalam rumah ludes, rata dengan tanah.