Praktiknya, mereka takbiratul ihram setelah takbiratul ihramnya imam shalat Tarawih. Ia mengikuti semua gerakan imam, sebagaimana makmum pada umumnya.
Selanjutnya ketika imam salam, ia berdiri untuk meneruskan dua rakaat shalat Isya hingga sempurna.
Lantas, bagaimana hukum shalat Isya seseorang yang bermakmum pada imam shalat Tarawih, sebagaimana yang lumrah terjadi di bulan Ramadhan?
Sayyid Abdullah Al-Hadrami pernah ditanya sebagaimana pertanyaan di atas. Beliau menjawab bahwa seseorang yang mengerjakan shalat Isya dengan bermakmum pada shalat sunnah Tarawih hukumnya sah-sah saja menurut ulama mazhab Syafi’iyah.
Dalam kitabnya disebutkan:
إِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ فِي رَمَضَانَ لِصَلاَةِ الْعِشَاءِ وَلَمْ يَجِدْ جَمَاعَةً عَلَيْهِ أَنْ يَدْخُلَ فِي جَمَاعَةِ التَّرَاوِيْحِ بِنِيَةِ الْعِشَاءِ، فَاِذَا سَلَّمَ الْاِمَامُ قَامَ لِاِتْمَامِ مَا عَلَيْهِ، فَهَلْ هَذَا جَائِزٌ؟ الجواب: نَعَمْ إِنَّ هَذَا جَائِزٌ فِي مَذْهَبِنَا وَمَذْهَبِ أَحْمَدَ