Kebolehan ini berlandaskan salah satu hadits Rasulullah saw, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam An-Nawawi, yaitu: ad Baca Juga Sejarah, Hukum, dan Praktik Tarawih
وَيَجُوْزُ أَنْ يَأْتَمَّ الْمُفْتَرِضُ بِالْمُتَنَفِّلِ لِمَا رَوَي جَابِرُ أَنَّ مُعَاذًا كَانَ يُصَلِّى مَعَ رَسُوْلِ اللهِ عِشَاءَ الْاَخِرَةِ ثُمَّ يَأْتِي قَوْمَهُ فِي بَنِي سَلَمَةَ فَيُصَلِّي بِهِمْ هِيَ لَهُ تَطَوُّعٌ وَلَهُمْ فَرِيْضَةُ الْعِشَاءِ
Artinya, “Boleh seseorang yang hendak shalat fardhu bermakmum pada orang yang shalat sunnah, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Jabir ra, bahwa Muadz ra pernah melakukan shalat Isya di akhir waktu bersama Rasulullah saw. Kemudian ia mendatangi kaumnya di Bani Salamah, lantas Nabi saw menjadi imam shalat bersama mereka. Shalat itu bagi nabi adalah sunah, dan bagi mereka merupakan shalat Isya fardhu.” (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab, [Beirut, Darul Fikr], juz IV, halaman 269).
Shalat Wajib Bisa Bermakmum kepada Orang yang Shalat Sunnah
okusatu.id3 min baca