Artinya: “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah SWT akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS Shad:26).
Dengan demikian, seyogyanya etika yang harus selalu dikedepankan bagi setiap politisi, perlunya menanamkan etika politik sebagai bahan evaluasi, serta pengendali dari kekuasaan politik dan sarana meminimalisir penyalahgunaan terhadap jabatan kekuasaan yang sedang diamanahkan kepada dirinya.
Karena, jika penyelewengan kekuasaan ini terjadi, maka akan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan kemajuan bagi daerah yang dipimpin, dan menjadi akar permasalahan yang berdampak buruk bagi generasi-generasi selanjutnya.