Namun akhir-akhir ini ramai diperbincangkan ungkapan ‘Al-Adab Fauqal Ilmi’ atau adab lebih utama daripada ilmu, yang kemudian disalahpahami.
Banyak orang yang cenderung meniru gaya berpakaian tokoh yang alim dan berakhlak yang mereka idolakan. Meniru cara dia berbicara dan bahkan meniru gaya hidupnya.
Tanpa melihat bagaimana dia berproses menjadi sosok alim dan berakhlak mulia. Gejala itu pada akhirnya mengantar mereka menjadi lebih suka hadir di majelis shalawatan, haul, khataman Al-Quran, pembacaan manaqib, dan gebyar kegiatan lainnya, meskipun jaraknya cukup jauh dari rumah.
Padahal di dekat rumah ada majelis ilmu dari kiai atau ustadz di kampungnya. Bahkan ada sebagian kecil yang mengabaikan keberadaan orang tua sendiri hanya gara-gara terbius mengikuti majelis-majelis itu.
Jika kesalahpahaman ini terjadi terus-menerus, maka ancaman nyata di tengah-tengah masyarakat adalah jauhnya mereka dari ilmu.