6. Metode Pembelajaran
Pembelajaran ala Hadratussyekh sebagian orang melihat terkesan konvensional atau tradisional, mengingat ketika itu pembelajaran dilakukan dilingkungan pesantren dengan metode seperti sorogan, bandongan, wetonan, dengan kajian utama klasik buku.
Namun outcome dari metode pembelajaran yang katanya konvensional dan tradisional ini faktanya banyak melahirkan ulama/kiai besar, pendidik, pemimpin pendidikan dan tokoh nasional teladan bangsa.
Meskipun Hadratussyekh memposisikan guru (pendidik) sebagai subjek dan murid sebagai objek, namun yang perlu digarisbawahi adalah beliau mewajibkan guru tidak hanya sebagai penyampai pengetahuan bagi siswa, tetapi juga sebagai bagian yang mempengaruhi pelatihan signifikan dari perilaku siswa (etika).
Di sinilah sejatinya substansi dari seorang guru yaitu digugu dan ditiru terutama dalam etika, akhlak dan keilmuannya.