Sadarilah ini sesadar-sadarnya. Karena seorang hamba yang lupa atau dilupakan oleh iblis dan bala tentaranya akan nikmat-nikmat besar dan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala setiap hari, hamba ini akan sulit taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan ketika dia sulit taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, pasti yang dia lakukan adalah maksiat kepada-Nya.
Kalau itu yang terjadi, dirinya berada di ambang kebinasaan tiada tara.
Dirinya berada di jurang kehancuran yang tiada terhingga. Murka Allah Subhanahu wa Ta’ala menanti. Boleh jadi bukan hanya sekedar murka, namun juga murka yang disertai laknat dari-Nya.
Kalau murka Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah menanti dirinya, akan ada adzab tiada tara yang siap untuk membakar dirinya di neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata kepada surga,
قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى لِلْجَنَّةِ أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي. وَقَالَ لِلنَّارِ إِنَّمَا أَنْتِ عَذَابٌ أُعَذِّبُ بِكِ مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي.