Kemudian, seperti yang juga masyhur kita ketahui, di bulan Muharram ini ada satu hari istimewa yang disebut dengan hari Asyura.
Tepatnya tanggal 10 Muharram. Hari ini kerap disebut sebagai lebaran anak yatim.
Bukan tanpa alasan, amalan ini dianjurkan oleh Nabi saw karena keutamaan bulan Muharram dan keutamaan menyantuni yatim sendiri.
Di Tanah Air, kegiatan menyantuni anak yatim pada tanggal 10 Muharram alhamdulillah sudah membudaya.
Perintah dan keutamaannya pun sudah ditandaskan langsung oleh Allah dalam Al-Quran:
وَيُطْعِمُونَ ٱلطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرً
Artinya, “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (QS. Al Insan [76]:8).
Sementara dalam hadits, perihal keutamaan menyantuni anak yatim ini telah dipesankan oleh Rasulullah saw:
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ مَسَحَ رَأْسَ يَتِيمٍ لَمْ يَمْسَحْهُ إِلَّا لِلَّهِ كَانَ لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ مَرَّتْ عَلَيْهَا يَدُهُ حَسَنَاتٌ وَمَنْ أَحْسَنَ إِلَى يَتِيمَةٍ أَوْ يَتِيمٍ عِنْدَهُ كُنْتُ أَنَا وَهُوَ فِي الْجَنَّةِ كَهَاتَيْنِ وَفَرَّقَ بَيْنَ أُصْبُعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى