“Belum ada kios, jadi terpaksa gelar terpal biar pedagang sama barang dagangannya tidak kepanasan atau kehujanan, ” ungkap menyebutkan hasil ingatannya di tahun 70an.
Pasar tersebut mulai beroperasi sejak 1976. Baik pedagang maupun pembeli yang akan ke pasar itu, lebih banyak berjalan kaki.
“Bagi yang punya sepeda, mereka naik sepeda. Motor atau mobil ketika itu masih jadi barang langka, bahkan sepeda pun termasuk kendaraan mewah, ” tuturnya.
Meski pasar tersebut dibangun di lahan warga Batumarta, namun seingatnya tidak ada pedagang dari daerah sekitar. Pedagang justru berasal dari luar Batumarta.
“Pedagangnya dari Kemelak, Sepancar, bahkan ada juga yang dari Martapura. Kalau yang dari Martapura biasanya pakai mobil pickup yang ditutup terpal, naiknya dari bak belakang, ” kenangnya.
Pasar yang beroperasi hanya empat jam yang dimulai dari pukul 06.00 wib hingga 10.00 wib itu, sangat ditunggu warga. Wajar saja jika, pasar itu jadi primadona.