Iman kepada Allah merupakan rukun iman pertama. Kepercayaan atas keberadaan Allah, sebagai zat yang melebihi segala makhluk-Nya, mengangkat derajat seseorang yang membuat hatinya lapang karena batin orang yang beriman adalah samudera tak bertepi dan cakrawala tak berbatas.
Namun demikian, tingkat keimanan seorang manusia kepada Allah itu berbeda-beda. Kita berada pada posisi yang mana? Mengutip pendapat Syekh M Nawawi Banten menyebut lima tingkat keimanan anak Adam.
Ia menjelaskan secara rinci sebagai berikut ini:
مراتب الإيمان خمسة
Artinya, “Derajat keimanan ada lima,” (Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman 9).
Pertama, iman taklid.
Keimanan ini didasarkan pada ucapan orang lain (ulama biasanya) tanpa memahami dalilnya. Keimanan orang ini sah-sah saja meski ia terbilang bermaksiat karena meninggalkan upaya pencarian dalil sendiri bila ia termasuk orang yang dalam kategori mampu melakukan pencarian dalil.