Kedua, iman ilmu atau ilmul yaqin.
Keimanan ini didasarkan pada pemahaman aqidah berikut dalil-dalilnya. “Orang dengan kategori keimanan pertama dan kedua terhijab dari zat Allah,” (Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman 9).
Ketiga, iman ‘iyan atau ainul yaqin.
Dengan keimanan ini seseorang mengetahui Allah (makrifatullah) dengan jalan pengawasan batin. Dengan keimanan ini, Allah tidak ghaib sekejap pun dari mata batinnya. Bahkan “gerak-gerik” Allah selalu hadir di dalam batinnya seakan ia memandang-Nya. Ini maqam muraqabah.
Keempat, iman haq atau haqqul yaqin.
Dengan keimanan ini, seseorang memandang Allah melalui batinnya. Ini yang dibilang oleh para ulama bahwa “arif (orang dengan derajat makrifat) memandang Tuhannya pada segala sesuatu.” Ini maqam musyahadah.
“Orang dengan kategori keimanan ini terhijab dari makhluk Allah,” (Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah], halaman 9).