Batang bambu yang jadi bahan baku pembuatan Keruntung diolah dengan cara tradisional. Tidak ada mesin yang memudahkan proses pembuatan.
Kekurangan mesin ini yang membuat Tukiman, belum mampu memproduksi masal Keruntung bambu.
“Belum bisa produksi masal, karena tidak didukung sarana dan prasarana. Sekarang ini pembuat hanya berdasarkan pesanan, ” katanya seraya menyebut Keruntung yang sedang dibuatnya merupakan pesanan warga Batumarta Unit XVI.
Dalam satu Minggu, Ia hanya mampu memproduksi tiga pasang Keruntung. Selain karena bukan pekerjaan utama, juga karena faktor sarana yang mendukung.
Kebutuhan mesin seset untuk memudahkan pekerjaan, sangat diperlukan. Dengan bantuan mesin, produksi keruntung bisa lebih banyak. Karena akan merekrut warga untuk membantu pengerjaan itu.
“Di sisi lain, ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan perekonomian warga sekitar, ” ungkapnya.