Namun niatnya tersebut di urungkan karena kalau berkelahi secara langsung tentu ia akan kalah dengan kutukan lidahnya yang pahit itu.
Legenda Si Pahit Lidah dan Mata Empat
Kemudian Si Mata Empat menggunakan permainan licik yang hanya menguntungkan dirinya sendiri.
Caranya, secara bergiliran keduanya harus tidur menelungkup di bawah rumpun bunga aren. Lalu, bunga aren di atas akan di potong oleh salah satu di antara mereka.
Siapa bisa menghindar dari bunga dan buah aren yang lebat dan berat itu, di alah pemenangnya. Setiap orang di beri kesempatan memotong tiga kali bila buah yang di jatuhkan belum mengenai musuh.
Si Pahit Lidah tidak mengetahui kalau Mata Empat telah berbuat licik terhadapnya. Di dalam tandan buah enau telah di pasangi bambu runcing dari batang Bambu Kuning yang merupakan kelemahan dari ilmu kebalnya.
Dengan sistem undian yang telah mereka sepakati Si Mata Empat mendapat giliran pertama. Sesuai namanya, Si Mata Empat juga memiliki dua mata lain, yakni di belakang kepalanya.