Kedua, An-nafs al-lawwamah. Apabila ketenangan tidak sempurna, akan tetapi menjadi pendorong kepada nafsu syahwat dan menentangya. Nafsu ini juga mencaci pemiliknya ketika ia teledor dalam beribadah kepada Allah. Nafsu ini pula sumber penyesatan karena ia patuh terhadap akal, kadang tidak.
Ketiga, An-nafs al-Muthmainah. Apabila dia tenang, di bawah perintah dan jauh dari goncangan disebabkan menentang nafsu syahwat.
Dari ketiga nafsu tersebut, Kiai Luqman menjelaskan bahwa mengembalikan segalanya kepada Allah SWT adalah kunci pengendalian nafsu.
“Demi meraih ridho dan diridhoi Allah. Apa yang bergolak sebenarnya hanyalah sirkuit nafsu kita,” tutur Kiai Luqman.
Menurutnya, justru ketika manusia berpacu dengan nafsu, maka kepuasan lahir dan batin tidak akan diraihnya dalam hidup.
“Jika anda berpacu di sana, anda tak meraih kepuasan. Jangan ada gengsi dan malu untuk kembali kepada-Nya. Allah SWT menunggumu,” tandasnya.