Hati yang keras dan kotor juga menjadi penghalang ilmu masuk, sehingga penyebab susahnya dinasehati bagi hati yang keras ini melatarbelakangi kebodohan pemilik hati tersebut.
Dalam firman Allah SWT di QS Al-jum’ah Ayat dua berbunyi sebagai berikut.
هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاِنْ كَانُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍۙ
Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Dalam ayat ini menjelaskan kata-kata wa “yuzakkihim wa yu’allimuhumul kitab” dalam ayat tersebut. “Sebelum belajar atau mengajar, yuzakki, bersihkan hati (dulu),” maksud yang dikehendakinya.