Para pemuda yang mulai gandrung beragama itu harus berendah hati untuk ihtiram al-ulama (memuliakan ulama) dan berbaik sangka kepada mereka.
Lebih-lebih kepada para ulama yang memiliki spesialisasi di bidang ilmu agama tertentu, karena setiap bidang ilmu agama sudah pasti ada ahlinya.
Maka belajarlah agama kepada ahlinya, jangan sembarangan memilih guru untuk mendalami agama.
Tidak setiap penceramah itu pasti paham agama dan tidak setiap orang yang paham agama mau ceramah.
Dalam kitab Adab al-Alim wa al-Muta’allim, Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari mengawali pembahasan dengan ulasan tentang keutamaan ilmu, ulama, belajar, dan mengajarkan ilmu.
Beliau memaparkan beberapa dalil Al-Qur’an dan al-Hadits serta pernyataan para sahabat Nabi dan ulama yang menjelaskan hal itu.
Tentang keutamaan ulama, di antaranya beliau mencantumkan ayat Al-Qur’an:
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجاتٍ