Mengapa Jumlah Rakaat Shalat Tarawih Berbeda-berbeda?
Persembahan Ust. Yasin
Pertanyaan seperti judul diatas itu muncul setiap tahunnya ketika menjelang Ramadhan.
Di tanah air Indonesia ada dua ormas terbesar yang menjadi sorotan dari perbedaan jumlah rakaat tarawih yang dilaksanakan, yakni Muhammadiyah dengan 11 rakaat dan Nahdlatul Ulama (NU) dengan 23 rakaat.
Perbedaan tersebut sebenarnya sudah ada sejak zaman ulama dahulu. Dalam buku Ke-NU-an Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyyah terbitan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama DI Yogyakarta, disebutkan Ibnu Hajar al-Asqalaniy menerangkan bahwa para ulama ada yang menetapkan 11, 13, 21, 23, 39, 41 dan 47 rakaat, sekalian dengan shalat witirnya. (Ibnu Hajar al-Asqalaniy, Fathu al-Bariy, juz IV, halaman 296).
Berkaitan dengan jumlah tarawih, Imam Syafi’i menerangkan: “Saya melihat orang-orang Madinah mengerjakan 39 rakaat dan orang-orang Makkah mengerjakan 23 rakaat”.