Artinya, “Ar-Razi mengatakan bahwa asal kata ini bermakna tunduk dan patuh. Allah berfirman, ‘Ketika Tuhannya berkata kepadanya, ‘Tunduklah kamu.’ Ia menjawab, ‘Aku tunduk kepada Tuhan sekalian alam,’ (Surat Al-Baqarah ayat 131).’
Islam dinamai demikian karena sesuai dengan makna tersebut. Kata ‘silmi’ dominan mengandung makna damai dan tidak berperang.
Ini juga merujuk pada makna tersebut. Pasalnya, dalam situasi damai, setiap pihak tunduk pada pihak lain. Tiada satupun pihak yang menentang dalam situasi ini.
Pengertian ayat ini seolah berbunyi, ‘Masuklah ke dalam kepasrahan dan ketaatan, yaitu berserahlah dan taatlah kepada Allah. Jangan kalian keluar sedikitpun dari syariatnya.
Sedangkan kata ‘kaffah’ merupakan hal dari dhamir pada kata ‘udkhulu’,” (Lihat M Jamaluddin Al-Qasimi, Mahasinut Ta’wil, [tanpa keterangan kota dan nama penerbit: 1957 M/1376 H], juz I, halaman 513).