“Kami mengandalkan air hujan, ” terangnya.
Para petani mengaku sangat rugi, karena kemarau yang cukup panjang di tambah teriknya matahari.
Kemarau tahun ini, ia nilai sangat buruk dampaknya. Karena tanaman yang menjadi sumber pendapatannya, justru musnah.
“Ini cuaca terburuk yang pernah kami alami. Cuaca terlalu panas, tanaman jagung tidak bisa bertahan, ” tandasnya.
Sementara itu, sejumlah petani di Desa Lubar memilih untuk menunda masa tanam sampai beralihnya cuaca dari kemarau ke musim hujan.
BACA JUGA Korban Tenggelam di Oku Timur Ditemukan, Tapi Nyawanya Sudah Lepas
“Kalau kito tanam sekarang ini, jagungnyo dak galak tumbuh subur. Andai tumbuhpun tumbuh, pastilah tanamannya kerdil,” ungkap Riel, petani jagung di Desa Lubar kemarin.