BeritaKhazanah Islamoku satu

TAKBIR MURSAL DAN MUKOYYAD

×

TAKBIR MURSAL DAN MUKOYYAD

Sebarkan artikel ini
INTI BUDAYA LITERASI
Persembahan Ust. Ahmad Yasin,S.H.I.,M.Pd. DOSEN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNBARA, PENGURUS NU DAN PENYULUH AGAMA ISLAM OKU

من أحْيَا لَيلَةَ الْعِيد، أَحْيَا اللهُ قَلْبَهُ يَوْمَ تَمُوْت القُلُوبُ

Artinya: Barang siapa yang menghidupkan malam hari raya, Allah akan menghidupkan hatinya di saat hati-hati orang sedang mengalami kematian. (Lihat: Ibrahim al-Bajuri, Hasyiyah al-Bajuri, [Thaha Putra], halaman: 227)

Minimal, dalam menghidupkan malam id, seseorang bisa menjalankan shalat isya berjamaah serta niat kuat ingin menjalankah shalat shubuh berjamaah.

Lebih baik lagi menjalankan ibadah-ibadah lain seperti membaca Al-Qur’an, dzikir dan lain sebagainya.

Di antara kesunahan pada hari raya ini adalah mengumandangkan takbir. Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi’i dalam Fathul Qarib al-Mujib menjelaskan, takbir dalam id terbagi menjadi dua macam, yaitu takbir mursal dan takbir muqayyad.

Takbir mursal adalah takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu shalat, atau tidak harus dibaca oleh seseorang setiap usai menjalankan ibadah shalat, baik fardlu maupun sunah.

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News