Salah satu adat di Indonesia yang masih sangat kental ialah peringatan 7 harian orang meninggal.
Ketika seseorang meninggal dunia, maka ahli waris atau keluarga yang ditinggalkan mengadakan doa bersama (yasin tahlil) selama 7 malam berturut-turut.
Pada umumnya mereka yang mendoakan ialah keluarga dan tetangga sekitarnya.
Padahal kegiatan 7 harian orang meninggal tersebut tidak ada dalilnya dalam Al Qur’an.
Lantas, bagaimanakah sebenarnya hukum 7 harian orang meninggal dalam Islam?
Simak selengkapnya berikut ini!
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
إِنَّا وَجَدْنَا آَبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آَثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ
“Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka”. (QS. Az Zukhruf [43] : 22)
Budaya atau tradisi yang melibatkan unsur ibadah bukan terjadi baru-baru ini, melainkan sudah sejak dahulu kala.
Bahkan sebelum Islam datang. Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam dalil di atas.
Sebenarnya bila ditelusuri lebih dalam, doa bersama yang dilafalkan dalam kegiatan 7 harian orang meninggal tersebut ialah pembacaan QS.
Yasin dan Doa Tahlil. Dimana doa tersebut merupakan doa yang baik.
Surat Yasin diketahui ada keistimewaannya. Kurang lebihnya ada 17 Keistimewaan Surat Yasin yang Luar Biasa.
Surat yasin merupakan surat ke-36 dalam Al-Quran dan terdiri dari 83 ayat. Surat ini diturunkan di kota Mekkah, disebut sebagai surat Makkiyah.
Kandungan surat yasin cukup luas, meliputi pokok-pokok keimanan, tanda-tanda kekuasaan Allah ta’ala, peringatan kematian, hari akhir, serta kisah perjuangan para syuhada dan pendakwah.
Biasanya surat yasin sering dibaca oleh masyarakat Indonesia. Khususnya di malam Jum’at. Selain itu surat yasin juga dibaca saat tahlilan apabila ada orang yang meninggal dunia.
Sama seperti beberapa keutamaan dan keistimewaan surat Al- Quran lainnya, seperti surat Al Kautsar, Al Mulk, Al Kahfi, Ar Rahman, dan seribu dinar.