BeritaKhazanah Islamoku satu

Yasin dan Tahlil Dibaca dalam 1-7 Harinya Keluarga yang Meninggal, Mengapa ?

×

Yasin dan Tahlil Dibaca dalam 1-7 Harinya Keluarga yang Meninggal, Mengapa ?

Sebarkan artikel ini
Ust.Ahmad Yasin,S.H.I.,M.Pd. Dosen Pendidikan Agama Islam UNBARA, Penyuluh Agama Islam dan Pengurus NU Kab. OKU

Berikut fadhilah luar biasa surat yasin.

1. Diampuni dosa-dosa

Dalam hadist riwayat At Thabrani,  disebutkan bahwa seseorang yang membaca surat yasin di malam hari maka keesokan paginya dosa-dosa orang tersebut akan diampuni.

“Siapa yang membaca (surat) Yasin pada malam hari dengan mengharap keridhoan Allah maka diampuni dosa-dosanya.”(HR. At Thabrani dan Al-Bayhaqi,dari Abu hurairah ra).

2. Dianggap mati syahid

Dalam riwayat At-Thabrani juga dijelaskan bahwa seseorang yang rutin membaca surat yasin setiap malam maka ia akan dipermudah ajalnya. Dan ia meninggal dalam keadaan syahid.

“Barang siapa yang membiasakan membaca yasin setiap malam maka tanpa terduga dia menemui ajalnya, maka matinya dalam keadaan syahid.” (HR.At- thobroni, dari pernyataan Anas bin malik).

3. Mempermudah segala urusan

Membaca surat yasin juga dipercaya dapat mempermudah berbagai masalah hidup, misalnya masalah hutang piutang, pertikaian, dan sebagainya.

“Barang siapa yang membaca surat yasin dari pagi hari, maka pekerjaan dihari itu dimudahkan dengan keberhasilan, dan jika membacanya diakhir suatu hari  maka tugasnya hingga pagi hari berikutnya akan dimudahkan juga.” (Sunaan daarimi juz 2 halaman 549).

4. Mendapatkan ketenangan hati

Membaca Al-quran sama halnya dengan berdzikir. Dan seseorang yang memperbanyak dzikir maka hatinya akan tenang. Begitulah keutamaan orang-orang yang rajin membaca surat Yasin atau surat lainnya.

Allah Ta’ala berfirman:  “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-ra’ad :28).

5. Terhindar dari siksa kubur

Siapa sih yang tidak takut akan siksa kubur? Hanya membayangkan saja sudah bisa membuat bulu kuduk merinding.

“Barang siap yang mengunjungi makam seseorang dan membacakan surat yasin maka pada hari itu allah SWT meringankan siksa kubur mereka dan diberikannya kebaikan bagi sejumlah penghuni kubur diperkuburan itu.” (Tafsir Nur ats-tsagalayn 4/373).

6. Mempermudah sakaratul maut

Membaca surat yasin juga dipercaya dapat membantu sakaratul maut agar lebih mudah. Sebagaimana dijelaskan dalam tafsir Al-Quran Al azhim:

“Membaca surat yasin disisi  mayat akan menurunkan banyak rahmat dan berkah dan memudahkan keluarnya ruh .” (Tafsir alqur’an Al-azhim 6/562 daran nassyr wat tauzi ).

“Disunnahkan membaca surat yasin disamping seseorang yang sedang menghadapi kematian.” (Al – Majmu’syaih Al muhadzdzab 5 /76 Dar’alim alkitab).

7. Meningkatkan keimanan

Apabila kita membaca surat Yasin dengan memahami artinya, maka kita akan memahami betapa besar keagungan Allah.

Betapa mengerikannya kematian, dan bagaimana perjuangan para pendakwah di masa lalu demi membela islam. Tentunya hal ini bisa membuat keimanan kita semakin bertambah.

8. Segala hajat dikabulkan

Apabila ada keinginan atau hajat yang dikehendaki maka dengan membaca surat yasin diyakni urusan akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:

“Barang siapa yang membaca surat yasin sepenuhnya dan saat mencapai pada ayat 58 surat yasin tersebut diulang sebanyak 7 kali maka allah SWT akan mempermudah dan mengabulkan hajatnya.”

9. Membantu pengampunan agar diterima Allah Ta’ala

 “Barang siapa yang membaca surah yasin untuk memohon ridho Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (Al-baihagy dalam sy’abil iman serta mu’qil bin yasar rabersanma kanzul aumal Juz 112629).

10. Memperoleh pahala berlipat ganda

Dalam riwayat At-Tirmidzi dan Ad-Darimi, mereka menjelaskan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa surat yasin adalah jantung Al-quran. Dan siapa yang membaca Al-Quran akan diberikan pahala sama seperti 10 kali membaca Al-Quran.

11. Mendapatkan kemuliaan

Pada dasarnya setiap surat di Al-Quran itu baik. Dengan membaca Al-Quran secara rutin, termasuk surat yasin maka kita akan dimuliakan oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:

“Siapa yang membaca Al-Qur’an dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibu bapaknya mahkota di hari kiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik dari cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Kalaulah demikian itu matahari berada di rumahmu (dipenuhi dengan sinarnya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini (al-Qur’an).” (HR. Abu Daud).

12. Dianggap sebagai keluarga oleh Allah Ta’ala

Rajin membaca Al-quran, termasuk surat yasin memiliki keistimewaan yang luar biasa. Salah satunya akan dianggap keluarga oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana pemaparan dalam hadist shahih:

”Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia.’ Beliau saw ditanya,’Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau saw menjawab,’mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

13. Pemberi syafa’at di akhirat kelak

Dari shahabat Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu ‘anhu , saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” (HR. Muslim).

14. Jiwa akan bersih

Rutin membaca Al-Quran dapat membuat jiwa kita jadi bersih. Ini bisa diibaratkan laksana bunga yang beraroma harum. Tentunya keistimewaan ini berlaku untuk semua surat dalam Al-Quran, termasuk yasin.

Dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu ‘anhu berkata, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Perumpamaan seorang mu`min yang rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Al-Atrujah yang aromanya wangi dan rasanya enak.

Perumpamaan seorang mu`min yang tidak membaca Al-Qur`an adalah seperti buah tamr (kurma)  tidak ada aromanya namun rasanya manis.

Perumpamaan seorang munafiq namun ia rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Raihanah yang aromanya wangi namun rasanya pahit.

Sedangkan perumpaan seorang munafiq yang tidak rajin membaca Al-Qur`an adalah seperti buah Hanzhalah yang tidak memiliki aroma dan rasanya pun pahit.” (Al-Bukhari dan Muslim).

15. Memberi cahaya di kegelapan

“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan Al Qur’an sesungguhnya ia adalah cahaya kegelapan, petunjuk di siang hari maka bacalah dengan sungguh-sungguh.” (HR. Baihaqi).

16. Memperoleh pahala seperti orang bersedekah

“Orang yang membaca Al-Qur’an terang-terangan seperti orang yang bersedekah terang-terangan, orang yang membaca Al-Qur’an secara tersembunyi seperti orang yang bersedekah secara sembunyi.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i).

17. Memperoleh cahaya di hari kiamat

Dari Abu Hurairah ra berkata:  “Bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda: “Siapa yang medengar satu ayat daripada Kitab Allah Ta’ala (al-Qur’an) ditulis baginya satu kebaikan yang berlipat ganda. Siapa yang membacanya pula, baginya cahanya di hari kiamat.”

Demikianlah beberapa keistimewaan surat yasin dalam islam. Pada dasarnya, semua surat Al-Quran itu baik.

Dalam kehidupan, membaca Al quran bisa mempermudah segala urusan dan menjadi penolong kita di akhirat kelak.

Tak lupa juga kita wajib mengamalkan Rukun Islam, rukun Iman, Fungsi agama islam, dan fungsi Al Quran bagi umat manusia.

Sedangkan keistimewaan Doa Tahlil dapat diketahui dari dalil di bawah ini:

إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَة

 “Rasulullah bersabda: Sesungguhnya dengan setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap amar makruf adalah sedekah, setiap nahi munkar adalah sedekah” (HR. Muslim)

Berdasarkan hadits di atas, setiap tahlil adalah sedekah menurut islam. Jadi, saat kita terlibat dalam doa bersama 7 harian orang meninggal, maka insya Allah setiap kalimat tahlil yang kita lafalkan dihitung sebagai sedekah. Masya Allah!

Sedangkan Tahlilan merupakan kegiatan membaca serangkaian ayat Al-Qur’an dan kalimat thayyibah (tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir), di mana pahala bacaan tersebut dihadiahkan untuk para arwah (mayit) yang disebutkan oleh pembaca atau oleh pemilik hajat.

Tahlilan biasanya dilaksanakan pada hari-hari tertentu, seperti tujuh hari berturut-turut dari kematian seseorang, hari ke-40, ke-100, atau ke-1000-nya.

Tahlilan juga sering dilaksanakan secara rutin pada malam Jumat atau malam-malam tertentu lainnya. Setelah tahlilan, biasanya pemilik hajat akan memberikan hidangan makanan untuk dimakan di tempat atau dibawa pulang.
Dengan demikian, inti tahlilan adalah:

Pertama, menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an dan kalimat thayyibah kepada mayit.

mengkhususkan bacaan itu pada waktu-waktu tertentu, yaitu tujuh hari berturut-turut dari kematian seseorang, hari ke-40, ke-100, dan sebagainya.

bersedekah untuk mayit, berupa pemberian makanan untuk peserta tahlilan.

Lalu, bagaimanakah pendapat para ulama terkait ketiga masalah tersebut?

1. Hukum menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an dan kalimat thayyibah kepada mayit.

Para ulama berbeda pendapat tentang hukum menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an dan kalimat thayyibah kepada mayit.

Pertama, ulama mazhab Hanafi, sebagian ulama mazhab Maliki, ulama mazhab Syafi’i, dan ulama mazhab Hanbali menegaskan, menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an serta kalimat thayyibah kepada mayit hukumnya boleh, dan pahalanya sampai kepada sang mayit.

Syekh Az-Zaila’i dari mazhab Hanafi menyebutkan:

   أَنَّ الْإِنْسَانَ لَهُ أَنْ يَجْعَلَ ثَوَابَ عَمَلِهِ لِغَيْرِهِ، عِنْدَ أَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ، صَلَاةً كَانَ أَوْ صَوْمًا أَوْ حَجًّا أَوْ صَدَقَةً أَوْ قِرَاءَةَ قُرْآنٍ أَوْ الْأَذْكَارَ إلَى غَيْرِ ذَلِكَ مِنْ جَمِيعِ أَنْوَاعِ الْبِرِّ، وَيَصِلُ ذَلِكَ إلَى الْمَيِّتِ وَيَنْفَعُهُ

Bahwa seseorang diperbolehkan menjadikan pahala amalnya untuk orang lain, menurut pendapat Ahlussunnah wal Jama’ah, baik berupa shalat, puasa, haji, sedekah, bacaan Qur’an, zikir, atau sebagainya, berupa semua jenis amal baik.

Pahala itu sampai kepada mayit dan bermanfaat baginya. (Lihat: Usman bin Ali Az-Zaila’i, Tabyinul Haqaiq Syarh Kanzud Daqaiq, juz 5, h. 131).

Sedangkan, Syekh Ad-Dasuqi dari mazhab Maliki menyebutkan:

   وَإِنْ قَرَأَ الرَّجُلُ، وَأَهْدَى ثَوَابَ قِرَاءَتِهِ لِلْمَيِّتِ، جَازَ ذَلِكَ، وَحَصَلَ لِلْمَيِّتِ أَجْرُهُ

Jika seseorang membaca Al-Qur’an, dan menghadiahkan pahala bacaannya kepada mayit, maka hal itu diperbolehkan, dan pahala bacaannya sampai kepada mayit.

(Lihat: Muhammad bin Ahmad bin Arafah Ad-Dasuqi, Hasyiyatud Dasuqi Alas Syarhil Kabir, juz 4, h. 173).

Senada dengan kedua ulama di atas, imam Nawawi dari mazhab Syafi’i menuturkan:

   وَيُسْتَحَبُّ لِلزَّائِرِ أَنْ يُسَلِّمَ عَلَى الْمَقَابِرِ، وَيَدْعُوْ لِمَنْ يَزُوْرُهُ وَلِجَمِيْعِ أَهْلِ الْمَقْبَرَةِ، وَالأَفْضَلُ أَنْ يَكُوْنَ السَّلَامُ وَالدُّعَاءُ بِمَا ثَبَتَ فِي الْحَدِيْثِ، وَيُسْتَحَبُّ أَنْ يَقْرَأَ مِنَ الْقُرْآنِ مَا تَيَسَّرَ، وَيَدْعُو لَهُمْ عَقِبَهَا

Dan disunnahkan bagi peziarah kubur untuk mengucapkan salam kepada (penghuni) kubur, serta mendoakan mayit yang diziarahi dan semua penghuni kubur.

Salam serta doa lebih diutamakan menggunakan apa yang sudah ditetapkan dalam hadis Nabi. Begitu pula, disunnahkan membaca apa yang mudah dari Al-Qur’an, dan berdoa untuk mereka setelahnya.

(Lihat: Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’, juz 5, h. 311).   Syekh Ibnu Qudamah dari mazhab Hanbali juga menuturkan:

   وَأَيُّ قُرْبَةٍ فَعَلَهَا، وَجَعَلَ ثَوَابَهَا لِلْمَيِّتِ الْمُسْلِمِ، نَفَعَهُ ذَلِكَ، إنْ شَاءَ اللَّهُ. أَمَّا الدُّعَاءُ، وَالِاسْتِغْفَارُ، وَالصَّدَقَةُ، وَأَدَاءُ الْوَاجِبَاتِ، فَلَا أَعْلَمُ فِيهِ خِلَافًا

Dan apapun ibadah yang dia kerjakan, serta dia hadiahkan pahalanya kepada mayit muslim, akan memberi manfaat untuknya. Insya Allah.

Adapun doa, istighfar, sedekah, dan pelaksanaan kewajiban maka saya tidak melihat adanya perbedaan pendapat (akan kebolehannya). (Lihat: Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah, Al-Mughni, juz 5, h. 79).

Di antara ulama yang membolehkan menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an dan kalimat thayyibah kepada mayit adalah Syekh Ibnu Taimiyyah.

Dalam kitab Majmu’ul Fatawa disebutkan:

   وَأَمَّا الْقِرَاءَةُ وَالصَّدَقَةُ وَغَيْرُهُمَا مِنْ أَعْمَالِ الْبِرِّ فَلَا نِزَاعَ بَيْنَ عُلَمَاءِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ فِي وُصُولِ ثَوَابِ الْعِبَادَاتِ الْمَالِيَّةِ كَالصَّدَقَةِ وَالْعِتْقِ، كَمَا يَصِلُ إلَيْهِ أَيْضًا الدُّعَاءُ وَالِاسْتِغْفَارُ وَالصَّلَاةُ عَلَيْهِ صَلَاةُ الْجِنَازَةِ وَالدُّعَاءُ عِنْدَ قَبْرِهِ. وَتَنَازَعُوا فِي وُصُولِ الْأَعْمَالِ الْبَدَنِيَّةِ، كَالصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ وَالْقِرَاءَةِ. وَالصَّوَابُ أَنَّ الْجَمِيعَ يَصِلُ إلَيْهِ

Dan adapun bacaan, sedekah, dan sebagainya, berupa amal-amal kebaikan, maka tidak ada perselisihan di antara para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah akan sampainya pahala ibadah harta, seperti sedekah dan pembebasan (memerdekakan budak).

Sebagaimana sampai kepada mayit juga, pahala doa, istighfar, shalat jenazah, dan doa di samping kuburannya.

Para ulama berbeda pendapat soal sampainya pahala amal jasmani, seperti puasa, shalat, dan bacaan.

Menurut pendapat yang benar, semua amal itu sampai kepada mayit. (Lihat: Ahmad bin Abdul Halim bin Taimiyyah, Majmu’ul Fatawa, juz 24, h. 366).

Namun, yang menjadi permasalahan ialah waktu diadakannya doa bersama tersebut. Yakni dikhususkan pada hari atau keadaan tertentu. Bolehkah?

Berikut alasan kebolehannya

عَنِ ‏ابْنِ عُمَرَ ‏رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ‏قَالَ: ‏كَانَ النَّبِيُّ ‏صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏يَأْتِي ‏ ‏مَسْجِدَ قُبَاءٍ ‏‏كُلَّ سَبْتٍ، مَاشِيًا وَرَاكِبًا، وَكَانَ ‏عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ ‏رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا ‏ ‏يَفْعَلُهُ ‏

Artinya: “Dari Ibnu Umar ra berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mendatangi Masjid Quba setiap hari Sabtu, baik dengan berjalan kaki maupun berkendaraan, sedangkan Abdullah bin Umar ra pun selalu melakukannya.” (HR Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dari hadits di atas diketahui bahwa tak apa bila berdoa dengan maksud ibadah pada waktu atau keadaan tertentu. Dalam arti lain, hal tersebut diperbolehkan selama tidak melanggar dasar hukum Islam.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tahlilan diperbolehkan dalam Islam, sebab mayoritas ulama menegaskan kebolehan menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an dan kalimat thayyibah kepada mayit.

Sebagaimana mereka menyatakan kebolehan mengkhususkan waktu tertentu untuk membaca Al-Qur’an dan kalimat thayyibah.

Para ulama juga sepakat akan kebolehan bersedekah untuk mayit. Juga Berdasarkan ulasan di atas maka telah jelas bahwa hukum 7 harian orang meninggal dalam Islam itu diperbolehkan selama sesuai dengan syari’at Islam.

Semoga ulasan ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca sekalian, sekaligus dapat meningkatkan semangat diri dalam mengamalkan amalan sholeh. (*)

Dapatkan berita terupdate OKU SATU di Google News

INTI BUDAYA LITERASI
Berita

Menyambut Dzulhijjah Khutbah I الْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَالصَّلاَةُ…

Berita

Maknai Tawakal Persembahan Ust.Yasin Khutbah I الْحَمْدُ لِلَّهِ…