“Saya sampaikan bahwa kita harus lapar dengan barokah, dan harus takut dengan kualat. Karena dengan menyimpangkan tujuan ulama kita akan hancur dengan sendirinya,” tegas Ust.Yasin
Kurang memahami situasi dan kondisi nilai-nilai kebangsaan, sehingga banyak ditinggalkan, menjadi faktor ketiga mundurnya organisasi.
Dimana organisasi yang sedikit dan salah tapi banyak berbicara, maka dianggap benar dan ada. Sebaliknya organisasi besar di dunia yang juga pemilik kebenaran (ashhabul haq) namun tidak bersuara, maka akan dianggap tidak ada.
“Yang lain sedikit, salah tapi bersuara, maka dianggap besar. Sedangkan kita sebagai organisasi besar, pemilik kebenaran (ashhabul haq) tapi tidak bersuara, maka akan dianggap tidak ada,” tuturnya.
Ust.Yasin juga menekankan kepada pengurus dan warga NU, agar merasa penting akan pentingnya menjadi bagian dari NU.
Karena di dalamnya bertujuan memperkokoh agama islam berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah, maka negara akan selamat, kehidupan akan nyaman dan tentram.