“Naik 2 kali lipat. Biasanya Rp 20 ribu per tabung, naik jadi Rp 40 ribu, terpaksa masih nak dibeli, ” ujar Al menceritakan kerabatnya di dusun.
Warga, kata dia, mau tak mau harus membelinya. Karena tidak ada sumber bahan bakar lain selain tabung gas. .
“Mau pakai kayu bakar, kayunya tidak ada. Pakai kompor minyak, minyak tanahnya susah didapat. Terpaksa mahal – mahal gas masih dibeli, ” ungkapnya.
Senada diungkap Jur, ibu rumah tangga warga Kelurahan Sukaraya ini mengaku sulit mendapatkan gas 3 kg di dekat rumahnya.
“Enam warung didatangi, tapi kosong semua, ” ucapnya dengan sedikit kesal.
Beruntung, ia mendapat suplai gas dari rekannya. Sehingga, stok gas yang dimilikinya bisa bertahan hingga pekan depan.
“Dapat 2 tabung gas. Alhamdulillah bisa sampai Minggu depan, ” tandasnya.
Baca Juga :