Ia hanyalah perangkat lahiriah semata, tidak lebih. Sebab, adab di sini bekerja berdasarkan warna akhlak. Jika akhlak berwarna merah, adab pun bekerja dengan warna merah, dan begitu seterusnya.
Istilah lain dari adab yang disebutkan Abdullah Darraz adalah suluk (bukan makna pelaku sufi yang mencari jati diri dan mengenal tuhanya).
Istilah suluk dalam pasal ini tentu berbeda dengan suluk dalam perbincangan para ahli tarekat atau sufi sejati. Suluk dalam pandangan mereka, seperti yang terekam dari kitab Bina’ al-Mujtama’ al-Islamy [cet. Darussyuruq, 1998, hal. 124] karya Nabil as-Samaluthi adalah sebagai berikut;
والتزكية في مجال السلوك هو انتزاع ما هو غير مطلوب ودعم ما هو مرغوب
Artinya: “Penyucian jiwa sebagai porsi suluk adalah menghanguskan segala sesuatu dalam jiwa yang tidak diinginkan syariat dan merawat dengan baik segala yang dicintainya.”