“Inilah pentingnya tradisi, dan bahkan dikatakan oleh ulama Mazhab Hambali, bahwa meninggalkan tradisi masyarakat adalah makruh,” pungkasnya.
Selanjutnya Ingar-bingar tuduhan syirik terhadap ritual ziarah, mauludan dan lainnya tentunya merupakan bagian dari implikasi goyahnya pemahaman aqaid (akidah) seorang Muslim di mana pemikirannya tidak mampu menetapkan bagaimana seharusnya mengesakan Allah itu.
Dalam doktrin teologis Asy’ariyah-Maturidiyah yang kemudian dikenal dengan Aqidah Ahlusunah wal Jamaah, dinyatakan bahwa “Allah itu Esa, tiada suatu apa pun yang bisa menyamai-Nya, baik dalam ke wajibul-wujudan-Nya maupun dalam hal penyembahan terhadap-Nya.”
Jika potongan frase pertama polemik sering terjadi terkait penyamaan, pengasosiasian Allah terhadap makhluk, dan ini relatif terjadi dalam dimensi pemikiran, persepsi dan keyakinan, sedangkan potongan separuh terakhir sering terjadi dengan cara sebaliknya, yakni dengan menuhankan yang selain-Nya dan ini dikhawatirkan terjadi dalam ritus-ritus penyembahan.