Pelajaran pertama adalah pertanyaan Allah Subhanahu Wa Taala
Pada kisah Nabi Ibrahim, faiana tadzhabun.
Ketika Nabi Ibrahim dikenal kara raya yang hendak berkurban dengan seribu ekor domba, tiga ratus ekor lembu, dan seratus ekor unta, beliau ditanya: Hendak ke mana ia pergi? Maka beliau menjawab: Inni dzahibun ila rabbi sayahdin. (QS At-Takwir: 26). Artinya: Sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku dan Dia memberi petunjuk padaku (berkurban).
Adapun Secara umum kurban sunnah dan kurban wajib memiliki beberapa titik kesamaan, misalnya dari segi waktu pelaksanaan, keduanya dilaksanakan pada hari Nahar dan hari-hari tasyriq (10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
Bila dilakukan di luar waktu tersebut, maka tidak sah sebagai kurban. Tata cara menyembelih mulai dari syarat, rukun dan kesunnahan juga tidak berbeda antara dua jenis kurban tersebut.
Keduanya menjadi berbeda dalam empat hal sebagai berikut: