Namun di sisi lain, beliau menyadari dirinya sebagai seorang yang sangat tegas, sehingga beliau khawatir jangan sampai amarahnya memuncak sehingga tidak dapat menyampaikan penjelasan sebaik mungkin.
Berbeda dengan Nabi Harun yang dikenal dengan berbudi bahasa yang baik. Oleh karena itu, penjelasan dari Harunlah yang diharapkan oleh Nabi Musa untuk dapat memperjelas dalil-dalil yang disampaikan kepada Fir’aun dan rezimnya.
Sehingga melalui penjelasan Nabi Harun mereka dapat mempercayai dan membenarkan Nabi Musa. (Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an [Jakarta, Lentera Hati: 1426 H], Volume X, halaman, 344-345)
Sedangkan dalam Tafsir Al-Munir dijelaskan Nabi Musa memohon kepada Allah untuk menjadikan Harun sebagai pendamping dan pembantunya yang dapat membenarkan apa yang ia katakan.